Sabtu, 30 Maret 2013

Taman Nasional BALURAN

Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia (sebelah utara Banyuwangi). Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.


Sebelum tahun 1928 AH. Loedeboer, seorang pemburu kebangsaan Belanda yang memiliki daerah Konsesi perkebunan di Labuhan Merak dan Gunung Mesigit, pernah singgah di Baluran. Beliau telah menaruh perhatian dan meyakini bahwa Baluran mempunyai nilai penting untuk perlindungan satwa, khususnya jenis mamalia besar.
Pada tahun 1930 KW. Dammerman yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya Bogor mengusulkan perlunya Baluran ditunjuk sebagai hutan lindung.

Afrika di ujung timur Pulau Jawa, itulah julukan yang biasa disematkan kepada Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Betapa tidak, kawanan rusa dan kerbau hingga savana membentang luas akan Anda lihat di sana. Membutuhkan waktu hampir sembilan jam jika ingin menuju Taman Nasional (TN) Baluran dari Malang. Pilihan transportasi berupa bus dan kereta api tersedia untuk menuju 'Afrika' seluas 25 hektar ini di Jawa Timur. Mungkin, tempat seperti ini hanya satu-satunya di Pulau Jawa

Perjalanan panjang ini saya mulai dari kota tempat tinggal saya di Malang,berdua dg teman saya dg menggunakan motor bebek perjalanan pun dimulai.Lokasi TN Baluran terbilang cukup mudah ditemukan, pintu gerbang utamanya terletak di Jalan Situbondo-Banyuwangi yang merupakan akses utama para pengendara dari Jakarta atau Jawa Timur menuju Bali. Jadi, bagi yang doyan berkendara dari Jakarta menuju Bali lewat jalur Pantura pasti melewati TN Baluran.

Dari pintu utama, kami masih harus menempuh perjalanan 12 kilometer untuk menikmati savana. Ingat, kondisi jalan di sana belum begitu bagus. Oleh sebab itu, jangan sekali-sekali menggunakan mobil sedan jika ingin menjelajah TN Baluran..heuheuheu

Setelah letih menempuh perjalanan, akhirnya pemandangan savana nan indah yaitu savana bekol dan monyet-monyet liar seolah menjadi penyambut kami. Setelah menempuh perjalanan 12 kilometer dari gerbang utama, kami akan menuju pos kedua .

Di sana kita bisa mendaftarkan diri untuk menyewa penginapan dengan harga yang fantastis, bayangkan saja cukup keluarkan Rp 35 ribu kita bisa bermalam di sebuah wisma dengan nuansa kayu-kayu khas rumah eropa.Namun hari itu kami memang tidak berencana untuk satay lebih lama di Baluran.

Tiba saatnya untuk mengeksplor TN Baluran, berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari salah seorang penjaga TN Baluran,"Ular kobra itu memang tidak khusus menyerang manusia, tapi kalau terinjak bisa jadi dia mengancam kita dengan bisa-nya," kata penjaga TN Baluran, yg saya saat itu kita temui.

Binatang seperti rusa, banteng dan kerbau hitam adalah

Baru berjalan 10 langkah di daerah ini kawanan Rusa pun menyambut. Kerbau-kerbau berbaris rapih seolah menantang kami untuk mengambil gambar. Begitu kita mendekati mereka, binatang itu justru ngacir. Alhasil butuh lensa panjang jika ingin mengabadikan momen mereka. Sayangnya, saat  kami berkunjung Banteng yang menjadi incaran hanya nampak 1 atau 2 ekor saja.

Tak hanya memiliki hamparan savana yang luas,ternyata, TN Baluran juga memiliki Pantai Bama yang sangat cantik dg hutan mangrovenya yg exsotis.Wahana Pantai Bama merupakan kawasan ekosistem laut yang masuk dalam lingkungan Taman Nasional (TN) Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Pantai ini memang masih tergolong asing bagi pecinta dunia bawah laut.Itupun kami tau setelah berkenalan dengan salah seorang rekan mas yahya nama-nya beliau lah yang mengajak kami untuk mencoba snorkling.Berhubung saya belum berani mencoba dunia bawah laut dan skaligus kurang mood ,saya urung untuk bersnorkling ria.

Kondisi air di pantai Bama memang sedikit keruh, bukan karena kotor akibat manusia, tetapi pantai ini dekat dengan hutan mangrove. Alangkah baiknya jika kita mencoba snorkeling pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB.


Sambil menunggu,masyoga dan mas yahya yang mencoba snorkling saya menghabiskan waktu dan mengambil moment monyet-monyet liar yang saling berbaur.Sembari menunggu yang sedang snorkling saya menyempatkan diri  menyusur jalan setapak untuk menyusuri hutan mangrove,  menyambangi Pantai Bama sambil ditemani monyet-monyet liar yang berkeliaran di sekitar hutan mangrove pada Jumat (30/3/2013) lalu semakin seru.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;