Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia (sebelah utara Banyuwangi). Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran.
Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S
dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
Sebelum tahun 1928 AH. Loedeboer, seorang pemburu kebangsaan Belanda yang memiliki daerah Konsesi perkebunan di Labuhan Merak dan Gunung Mesigit,
pernah singgah di Baluran. Beliau telah menaruh perhatian dan meyakini
bahwa Baluran mempunyai nilai penting untuk perlindungan satwa,
khususnya jenis mamalia besar.
Pada tahun 1930 KW. Dammerman yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya Bogor mengusulkan perlunya Baluran ditunjuk sebagai hutan lindung.
Afrika di ujung timur Pulau Jawa, itulah julukan yang biasa disematkan
kepada Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Betapa
tidak, kawanan rusa dan kerbau hingga savana membentang luas akan Anda
lihat di sana. Membutuhkan waktu hampir sembilan jam jika ingin menuju Taman Nasional (TN) Baluran
dari Malang. Pilihan transportasi berupa bus dan kereta api tersedia
untuk menuju 'Afrika' seluas 25 hektar ini di Jawa Timur. Mungkin,
tempat seperti ini hanya satu-satunya di Pulau Jawa
Perjalanan panjang ini saya mulai dari kota tempat tinggal saya di Malang,berdua dg teman saya dg menggunakan motor bebek perjalanan pun dimulai.Lokasi TN Baluran terbilang cukup mudah ditemukan, pintu gerbang
utamanya terletak di Jalan Situbondo-Banyuwangi yang merupakan akses
utama para pengendara dari Jakarta atau Jawa Timur menuju Bali. Jadi,
bagi yang doyan berkendara dari Jakarta menuju Bali lewat jalur Pantura
pasti melewati TN Baluran.
Dari pintu utama, kami masih harus menempuh perjalanan
12 kilometer untuk menikmati savana. Ingat, kondisi jalan di sana belum
begitu bagus. Oleh sebab itu, jangan sekali-sekali menggunakan mobil
sedan jika ingin menjelajah TN Baluran..heuheuheu
Setelah letih menempuh perjalanan,
akhirnya pemandangan savana nan indah yaitu savana bekol dan monyet-monyet liar seolah
menjadi penyambut kami. Setelah menempuh perjalanan 12 kilometer
dari gerbang utama, kami akan menuju pos kedua .
Di sana kita bisa mendaftarkan diri untuk menyewa penginapan dengan
harga yang fantastis, bayangkan saja cukup keluarkan Rp 35 ribu kita
bisa bermalam di sebuah wisma dengan nuansa kayu-kayu khas rumah eropa.Namun hari itu kami memang tidak berencana untuk satay lebih lama di Baluran.
Tiba saatnya untuk mengeksplor TN Baluran, berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari salah seorang penjaga TN Baluran,"Ular kobra itu
memang tidak khusus menyerang manusia, tapi kalau terinjak bisa jadi dia
mengancam kita dengan bisa-nya," kata penjaga TN Baluran, yg saya saat
itu kita temui.
Binatang seperti rusa, banteng dan kerbau hitam
adalah
Baru berjalan 10 langkah di daerah ini kawanan Rusa pun
menyambut. Kerbau-kerbau berbaris rapih seolah menantang kami untuk
mengambil gambar. Begitu kita mendekati mereka, binatang itu justru ngacir. Alhasil butuh lensa panjang jika ingin mengabadikan momen mereka.
Sayangnya, saat kami berkunjung Banteng yang menjadi incaran
hanya nampak 1 atau 2 ekor saja.
Tak hanya memiliki hamparan savana yang luas,ternyata, TN Baluran juga memiliki Pantai Bama yang sangat cantik dg hutan mangrovenya yg exsotis.Wahana Pantai Bama merupakan kawasan ekosistem laut yang masuk dalam
lingkungan Taman Nasional (TN) Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Pantai
ini memang masih tergolong asing bagi pecinta dunia bawah laut.Itupun kami tau setelah berkenalan dengan salah seorang rekan mas yahya nama-nya beliau lah yang mengajak kami untuk mencoba snorkling.Berhubung saya belum berani mencoba dunia bawah laut dan skaligus kurang mood ,saya urung untuk bersnorkling ria.
Kondisi air di pantai Bama memang sedikit keruh, bukan karena kotor
akibat manusia, tetapi pantai ini dekat dengan hutan mangrove. Alangkah
baiknya jika kita mencoba snorkeling pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB
sampai pukul 09.00 WIB.
Sambil menunggu,masyoga dan mas yahya yang mencoba snorkling saya menghabiskan waktu dan mengambil moment monyet-monyet liar yang saling berbaur.Sembari menunggu yang sedang snorkling saya menyempatkan diri menyusur jalan setapak untuk menyusuri hutan mangrove,
menyambangi Pantai Bama sambil ditemani monyet-monyet liar yang
berkeliaran di sekitar hutan mangrove pada Jumat (30/3/2013) lalu
semakin seru.